Tanggung jawab pribadi

Beberapa hari yg lalu ada kejadian yg menggemparkan di kota kita. Tiga remaja sembilan belas tahun merampok restoran dan menembak mati sang koki. Pdhal yg mereka ambil hanya dompet si koki dan dua cellphones pelayan wanita. Dr tempat kejadian mereka merampok tiga orang mahasiswa yang baru tiba di rumah mereka. Banyak pembaca berita yang melampiaskan rasa frustasi mereka pada ketiga remaja ini. Mereka berasal dari salahsatu bagian kota kita yg memang terkenal dengan kekerasan dan kemiskinan. Hubby sempat diskusi ama gw, kenapa gga dibuat semacam sekolah ketrampilan untuk anak2 di daerah tsb spy mereka stay out of trouble. Sb kalau kita lewat drh tsb, orang2 banyak terlihat di jalanan, gga ada kerjaan atau minta uang dengan seribu macam alasan. Kendaraan tua lalu-lalang dengan musik hingar bingar. Dan yg paling menyebalkan mnrt gw pribadi sih their fashion fad, orang2 laki pada pake celana molor banget sehingga kolornya keliatan kemana2. Jijay banget, mana bisa produktif sih kalau jalan pun harus geser2 celana. Menurut gw sih mereka harusnya dikenakan denda karena indecent exposure. Mengapa banyak remaja disana melakukan tindakan kekerasan atau menjadi anggota gang? Krn mereka ini berasal dari keluarga berantakan, sebagian besar dari mereka gga punya bapak. Kalaupun punya, bapaknya gga care. Mengapa pula mereka gga mau kerja? Kalau kita liat demographicnya, sebagian besar masyarakat sana bergantung pada check dari pemerintah. Makanya banyak institusi pemerintah disana, mulai dari Dept of Human Service, sampe ke pemukiman pemerintah. Gimana anak2 ini bisa dapet contoh positif kalau mereka lihat orgtuanya pun hanya duduk2 di rumah, tiap bulan ngambil check dari pemerintah. Makin banyak punya anak makin banyak subsidi yg mereka terima. Memang gga semua begitu tapi sebagian besar dr mereka begitu. Pernah gw becakap2 ama satu cowo, sopan sih, dan able body, gga cacat. Ngobrol2, ternyata dia kenal sama salahsatu pegawe FIL, neh orang blg dulu satu perusahan kerja. Tp sekarang dia udah gga kerja sebab dia on disability. Gw tanya, emangnya kerjaannya berat yah. Dia blg Oh no, not at all. Dalam ati gua, kenapa pulak dia relies ama disability benefit kalau kerjaan gga berat. Menurut gw sih neh kelompok orang dari generasi ke generasi gga punya tanggung jawab pribadi, bisanya minta pertolongan. Mana bisa maju, yg ada mereka makin terpuruk dalam kemiskinan dan berbagai masalah lain spt kejahatan. Udah terbukti hampir tiap bisnis disana dirampok, bahkan supermarket pun gga ada. Para politisi disana marah2 dan buat statement kalau kota kita rasis, dan merupakan penghinaan berat bg mereka bahwa gga ada satupun businessman yg mau mendirikan supermarket disana. Akhirnya walikota memberi susbsidi pada satu supermarket untuk buka disana, nyatanya, spt yg terjadi pada supermarket2 sebelumnya yg pada gulung tikar, tingkat pencurian terhadap barang jualan sangat tinggi dan within 2 bln doang tuh supermarket udah dirampok.